Profil Desa Kalikabong
Ketahui informasi secara rinci Desa Kalikabong mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Kelurahan Kalikabong, pusat aktivitas strategis di Kecamatan Kalimanah, Purbalingga. Dikenal sebagai sentra industri tahu dan basis manufaktur bulu mata, Kalikabong memadukan peran vital sebagai pusat ekonomi, pemerintahan, dan transportasi regional.
-
Pusat Industri Lokal
Kalikabong merupakan jantung produksi tahu tradisional di Purbalingga dan menjadi salah satu basis penting industri bulu mata yang mendunia.
-
Lokasi Strategis
Wilayah ini menampung tiga objek vital Kabupaten Purbalingga: Terminal Bus Tipe A, Pasar Induk Segamas, dan Markas Polres Purbalingga.
-
Urbanisasi dan Kependudukan
Dengan kepadatan penduduk yang tinggi, Kalikabong menampilkan wajah urban sebuah kelurahan yang terus berkembang dengan dinamika sosial dan ekonomi yang aktif.

Terletak di posisi yang sangat strategis dalam konstelasi wilayah Kabupaten Purbalingga, Kelurahan Kalikabong merupakan sebuah etalase dinamika perkotaan yang sibuk. Sebagai bagian dari Kecamatan Kalimanah, Kalikabong bukan sekadar pemukiman padat, melainkan sebuah hub yang menyatukan fungsi transportasi, ekonomi dan keamanan regional. Letaknya yang vital menjadikan kelurahan ini sebagai salah satu barometer utama perkembangan sosial-ekonomi di Purbalingga, Jawa Tengah.
Secara geografis, Kelurahan Kalikabong membentang di atas lahan seluas 123,354 hektar. Wilayah ini dimanfaatkan secara intensif untuk pemukiman penduduk seluas 57,853 hektar, lahan persawahan 43,327 hektar, dan tanah darat atau tegalan seluas 22,215 hektar. Berdasarkan data per tahun 2023, wilayah ini dihuni oleh 6.493 jiwa, menghasilkan tingkat kepadatan penduduk sekitar 5.264 jiwa per kilometer persegi, menjadikannya salah satu area terpadat di sekitarnya. Dengan kode pos 53321, Kalikabong secara administratif berbatasan langsung dengan Kelurahan Kandanggampang di sebelah utara, Kelurahan Purbalingga Kidul di timur, Desa Grecol di selatan, dan Desa Selabaya di barat.
Jejak Sejarah dan Asal-Usul Nama
Meskipun catatan sejarah resmi yang terperinci mengenai asal-usul Kalikabong cukup terbatas, cerita rakyat yang hidup di tengah masyarakat memberikan gambaran unik tentang penamaan wilayah ini. Salah satu versi yang paling populer, sebagaimana dituturkan secara turun-temurun, mengisahkan tentang sebuah sungai (kali) yang menjadi pusat kehidupan masyarakat di masa lampau.
Konon, di tepi sungai tersebut, tumbuh subur sejenis tanaman umbi-umbian yang oleh warga setempat disebut "kabong". Tanaman ini menjadi salah satu sumber pangan andalan bagi penduduk desa. Kombinasi dari kata "kali" dan "kabong" inilah yang diyakini menjadi cikal bakal nama "Kalikabong", merujuk pada sebuah tempat di dekat sungai yang banyak ditumbuhi tanaman kabong. Cerita ini, meskipun bersifat folklor, memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat tempo dulu sangat lekat dengan alam dan memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk menopang kehidupan, yang kemudian diabadikan menjadi sebuah nama tempat.
Pemerintahan dan Dinamika Kependudukan
Sebagai sebuah kelurahan, struktur pemerintahan di Kalikabong dipimpin oleh seorang lurah yang bertanggung jawab langsung kepada camat. Berdasarkan data hingga Juni 2025, jabatan Lurah Kalikabong dipegang oleh Irfan Naufal, yang dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya respons cepat terhadap aspirasi dan aduan masyarakat. "Kami berkomitmen memberikan pelayanan respons cepat terhadap aduan dari masyarakat," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan media, menyoroti upayanya membangun hubungan yang kuat dengan warga melalui keterlibatan aktif di tingkat Rukun Tetangga (RT).
Pemerintahan Kelurahan Kalikabong membawahi 5 Rukun Warga (RW) dan 30 Rukun Tetangga (RT), sebuah struktur yang menunjukkan tingkat kepadatan dan kompleksitas administrasi di wilayah ini. Total populasi sebanyak 6.493 jiwa yang tercatat pada tahun 2023 tersebar dalam 1.982 Kepala Keluarga (KK). Data demografis menunjukkan populasi yang dinamis, dengan 85 bayi di bawah satu tahun dan 419 anak balita, menandakan angka kelahiran yang cukup signifikan. Angka-angka ini mencerminkan karakter Kalikabong sebagai wilayah urban yang terus tumbuh, dengan tantangan dan potensi yang menyertainya dalam hal penyediaan layanan publik, pendidikan, dan kesehatan.
Roda Perekonomian: Dari Tahu Legendaris hingga Bulu Mata Mendunia
Aktivitas ekonomi di Kelurahan Kalikabong berdenyut kencang, ditopang oleh dua pilar industri utama yang memiliki skala berbeda namun sama-sama memberikan dampak signifikan: industri tahu skala rumahan dan industri manufaktur bulu mata berskala besar.
Sentra Tahu Kalikabong
Kalikabong telah lama dikenal sebagai "sentra tahu" di Kabupaten Purbalingga. Puluhan perajin tahu tersebar di berbagai sudut kelurahan, menjalankan usaha yang diwariskan dari generasi ke generasi. Industri ini menjadi tulang punggung ekonomi bagi banyak keluarga, menyerap tenaga kerja lokal, dan memenuhi kebutuhan pangan tidak hanya untuk warga sekitar tetapi juga untuk didistribusikan ke pasar-pasar di wilayah yang lebih luas.
Salah satu tokoh perintis industri tahu di sini ialah Pak Ahfan, yang menurut catatan penelitian telah memulai usahanya sejak tahun 1971. Keberadaannya menandakan bahwa tradisi pembuatan tahu di Kalikabong memiliki akar sejarah yang panjang. Meskipun sebagian besar masih menggunakan peralatan sederhana, para perajin terus berinovasi. Berbagai studi dan program pengabdian masyarakat dari kalangan akademisi telah mendorong diversifikasi produk, seperti pengembangan tahu bakso, untuk meningkatkan nilai tambah dan menjangkau pasar yang lebih modern. Keberhasilan UMKM tahu di Kalikabong menjadi contoh nyata bagaimana sektor informal dapat secara efektif mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Industri Manufaktur dan Jasa
Selain industri tahu, Kalikabong juga menjadi lokasi bagi beberapa perusahaan manufaktur berskala besar yang menjadikan Purbalingga terkenal di kancah internasional. Salah satunya ialah PT Cosmoprof Indokarya, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang produksi bulu mata palsu. Kehadiran pabrik-pabrik seperti ini menjadikan Kalikabong sebagai bagian penting dari rantai pasok industri kecantikan global, di mana Purbalingga sendiri dikenal sebagai salah satu produsen bulu mata palsu terbesar di dunia.
Industri ini menyerap ribuan tenaga kerja, terutama kaum perempuan, dari Kalikabong dan desa-desa di sekitarnya. Efek berganda dari kehadiran industri ini sangat terasa, mulai dari munculnya usaha kos-kosan, warung makan, hingga jasa transportasi. Selain pabrik bulu mata, di Kalikabong juga terdapat perusahaan pengolahan aluminium dan pabrik obat herbal, yang semakin memperkaya lanskap ekonomi di kelurahan ini.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik: Jantung Pelayanan Purbalingga
Keistimewaan utama Kelurahan Kalikabong ialah keberadaan tiga objek vital tingkat kabupaten yang menjadikannya sebagai pusat pelayanan dan aktivitas publik. Pertama, Terminal Bus Tipe A Purbalingga, yang merupakan gerbang utama transportasi darat antar kota dan antar provinsi. Keberadaan terminal ini menjadikan Kalikabong sebagai titik transit yang ramai dan memicu pertumbuhan sektor jasa di sekitarnya.
Kedua, Pasar Segamas, pasar induk terbesar di Purbalingga. Pasar ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat distribusi hasil bumi dan kebutuhan pokok untuk seluruh kabupaten, tetapi juga menjadi pusat perputaran ekonomi yang melibatkan ribuan pedagang dan pembeli setiap harinya. Aktivitas di Pasar Segamas menjadi indikator penting bagi stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan di Purbalingga.
Ketiga, Markas Kepolisian Resor (Polres) Purbalingga. Kehadiran kantor pusat kepolisian ini menjadikan Kalikabong sebagai pusat keamanan dan ketertiban untuk seluruh wilayah kabupaten. Lokasinya yang strategis memungkinkan respons cepat aparat keamanan dalam menjaga stabilitas wilayah. Gabungan ketiga fungsi vital—transportasi, perdagangan, dan keamanan—menegaskan posisi Kalikabong sebagai kelurahan yang memiliki peran krusial dan multifungsi bagi Kabupaten Purbalingga secara keseluruhan.